Hello again!
This is the last part of Travelling to Russia stories.
Post sebelumnya bisa dibaca di sini:
Travelling to Russia #01 – Everybody Looks Like A Supermodel!
Travelling to Russia #02 – Almost Got Pickpocketed
***
Rabu, 18 April 2018 (Saint Petersburg)
Hari ke-6
Hari ini kami mengunjungi museum terbesar di dunia, State Hermitage Museum. Seperti biasa kami memesan uber dari hostel ke museum dengan biaya 137 rub. Pagi ini hujan rintik-rintik dan suhunya makin rendah yaitu 4°C.. Brrrr.. So far selama trip di Russia suhu ini paling rendah.
State Hermitage Museum (Госуда́рственный Эрмита́ж, Gosudárstvennyj Ermitáž)
State Hermitage Museum adalah museum seni dan budaya. Museum seni terbesar kedua di dunia ini didirikan pada tahun 1764 dan dibuka untuk umum pada tahun 1852. Pada museum ini terdapat sekitar tiga juta koleksi; jika estimasi satu menit untuk melihat setiap koleksi maka dibutuhkan 11 tahun untuk melihat seluruhnya. Wow.
Stasiun metro terdekat dari State Hermitage Museum adalah stasiun Admiralteyskaya (Адмиралте́йская) dan dari stasiun cuma jalan kaki sejauh 650 meter atau selama 10 menit. Museum buka setiap hari kecuali hari Senin dari jam 10.30 – 18.00 (hari Selasa, Kamis, Sabtu, Minggu) atau 10.30 – 21.00 (hari Rabu, Jumat). Harga tiket masuknya adalah 700 rub.
Kami tiba sekitar jam 10.15 dan pintu masuk masih tertutup. Di depan pintu orang sudah antri untuk masuk. Supaya di dalam tidak perlu antri beli tiket lagi, kami membeli tiket di mesin penjual yang menerima pembayaran dengan tunai atau debit/kartu kredit. Menurut info dari salah satu traveller yang saya baca, transaksi tunai tidak masalah dengan uang pecahan besar karena mesin mengeluarkan uang kembalian.
Antrian Masuk Museum |
Ketika pintu masuk dibuka, kami langsung ke cloak room untuk menitipkan jaket (tanpa biaya). Jika membawa tas ransel, harus dititipkan juga. Di area cloak room juga terdapat toilet. Sebaiknya bereskan dahulu urusan toilet sebelum masuk, karena mencari toilet di dalam agak sulit dan membingungkan.
Di dalam museum kami melihat banyak benda-benda menarik. Beberapa ruangan juga didesign keren dan megah. Koleksi dan ruangan museum bisa dilihat pada foto di bawah.
Setelah capek dan kelaparan, kami keluar dari museum dan jalan ke Nevsky Prospekt untuk mencari apa yang bisa dimakan. Kami memutuskan untuk makan makanan Russia prasmanan bernama Столовая №1. Saya memesan buckwheat plus daging, minuman berry dan pie berry. Sebanyak itu cuma habis 232 rub atau sekitar Rp 58.000. It’s cheap, right? Sayangnya suami memesan nasi putih tapi failed.. Nasinya kering dan keras. Jadi dapat pengalaman kalau takut nasinya failed, mending pesan buckwheat yang jelas-jelas teksturnya lembek.
Buckwheat dan Daging |
Pie Berry |
Admiralty Building & Bronze Horseman (Медный всадник)
Kami jalan kaki menyelusuri taman Aleksandrovskiy yang kemarin kami lihat dari atas St. Isaac’s Cathedral. Kami tiba di depan Admiralty Building dan foto-foto. Jika dilihat di map, Admiralty Building merupakan titik pertemuan jalan Nevsky Prospekt, Gorokhovaya Ulitsa, dan Voznesenskiy Prospekt. Setelah itu kami lanjut jalan ke Bronze Horsemen yang merupakan salah satu ikon kota St. Petersburg.
Admiralty Building |
Bronze Horseman |
Dari patung Bronze Horseman, kami menyebrang jalan ke tepi sungai Neva. Di sungai Neva terlihat sisa salju yang mengambang dan terbawa arus. Niatnya mau menikmati pemandangan agak lama, tapi angin berhembus kencang dan dingin banget. Kami lalu kembali ke depan Bronze Horseman dan jalan ke depan St. Isaac untuk memesan uber.
Sungai Neva |
Kami naik uber ke Bolshoy Gostiny Dvor (Большой Гостиный Двор) untuk mencari official Store World Cup 2018. Tokonya cukup sulit dicari karena di internet tidak ada keterangan spesifik seperti lantai, blok atau nomor. Kami tanya petugas gedung dengan menunjukkan artikel berita pembukaan toko ini. Untungnya mereka mengerti dan menunjukkan arah ke toko tersebut. Harga dan kelengkapan merchandise World Cup 2018 di Bolshoy Gostiny Dvor kurang asik. Kami tidak beli apa-apa dan jalan kaki ke supermarket dekat hostel. Kami membeli beberapa bahan makanan untuk dimasak di hostel sebagai makan malam. Salah satunya adalah bacon dan salmon xD
Kamis, 19 April 2018 (Saint Petersburg, Moscow)
Hari ke-7
Hari ini kami kembali ke Moscow dengan kerta sapsan jam 08.30 pagi. Cara memesan online kereta sapsan dan tips naik kereta sapsan sudah dijelaskan di post terpisah. Saat check out dari Baby Lemonade Hostel jangan lupa minta deposit 500 ruble per kamar. Yandex minivan dari hostel ke stasiun memakan biaya 563 ruble dan perjalanan cuma selama 6 menit.
Pada pukul 12.38 kami tiba di stasiun Leningradsky (Ленинградский вокзал, Leningradsky Vokzal) Moscow. Kami jalan ke depan stasiun dan kembali memesan yandex minivan. Jalanan depan stasiun cukup macet, baru kali ini saya melihat macet di Russia.. haha. Perjalanan dari stasiun ke Netizen hostel memakan waktu 20 menit dengan dengan biaya 627 ruble.
Depan Stasiun Leningradsky |
Berbeda dengan hostel lain, plang nama Netizen hostel terlihat jelas dan mudah ditemukan. Lobby hostel ini berada di street level dan terdapat fasilitas lift di hostel ini. Registrasi visa di Netizen hostel dikenakan biaya 300 ruble per orang. Kami memesan family room yang dapat diisi oleh empat orang dan berkamar mandi dalam. Kamar ini berisi satu double bed dan satu ranjang susun. Saat memesan (Januari 2018) biaya permalam sekitar Rp 1.200.000 tanpa sarapan.
Visa Registration dari Netizen Hostel |
Kami makan siang di Tepemok (baca: Teremok) yang terletak sangat dekat dari hostel. Tepemok adalah salah satu fast food chain yang menjual makanan dan minuman khas Russia seperti blini (блины), pelmeni (пельме́ни), borscht (борщ), kvas (квас) dan lain-lain. Setelah makan siang, kami mampir ke toko kelontong kecil dan menemukan es krim snickers dan mars. Enak!
Tepemok (baca: Teremok) |
Blini, Pelmeni, Borscht, Sup Mushroom, Kvas |
Es Krim Snickers dan Mars |
Karena kecapaian, kami tidak melakukan metro tour yang direncanakan di itinerary. Kami cuma jalan-jalan di sekitar hostel, seperti ke pasar tradisional, supermarket Billa (Билла) dan supermarket Pyateroshka (Пятерочка). Nah di pasar tradisional ini lah kami diikuti oleh satpam! Kami berasa diikuti karena awalnya dia lihatin kami. Saat kami pindah ke area buah-buahan, satpam tersebut yang awalnya cuma berdiri tiba-tiba jalan mengikuti kami dari belakang! Dia ngeliatin sambil ngomong sesuatu di walkie talkie. Mungkin karena kami satu-satunya yang bertampang Asia di sana dan wilayah itu tidak lazim dikunjungi turis (apalagi ini di pasar tradisional). Untungnya kami cuma diikutin sebentar aja dan tidak dimintain identitas apapun. Mungkin menurut dia gerak gerik kami ga aneh. Emang kita ke sana cuma lihat-lihat dan membeli buah yang tidak ada di Indonesia. Lol.
Pasar Tradisional di Dekat Netizen Hostel |
Sunset |
Es Krim Magnum Russia Enak! |
Jumat, 20 April 2018 (Moscow)
Hari ke-8
Kremlin Moscow (Моско́вский Кремль / Moskovskiy Kreml)
Hari ini sesuai itinerary kami akan masuk ke dalam benteng Kremlin. Dari hostel, kami naik kereta metro menuju ke Stasiun Okhotny Ryad (Охотный ряд) yang berada di line merah. Kami tiba di belakang State Historical Museum. Kami jalan ke arah selatan melewati Tomb of The Unknown Soldier yang terdapat api abadi. Pintu masuk ke dalam kremlin untuk wisatawan terletak di Kutafiya tower. Kutafiya tower juga disebut Trinity tower (Troitskaya Tower). Tiket masuk dijual di gedung terpisah tak jauh dari tower tersebut.
Countdown Piala Dunia |
Suasana di Belakang State Historical Museum |
Tomb of The Unknown Soldier |
Antrian loket penjualan tiket sangat panjang sampai keluar gedung. Kami coba masuk ke dalam gedung, oh ternyata ada mesin penjual tiket yang menerima debit atau kartu kredit. Di mesin tersebut pengunjung dapat membeli tiket masuk Kremlin Architectural seharga 500 rub (harga sama jika melalui loket). Untuk tiket masuk Armoury Chamber dan Diamond Fund tetap harus beli melalui loket. Kami langsung membeli tiket masuk Kremlin Architectural sebanyak 4 lembar dengan pembayaran menggunakan kartu debit Permata.
Loket Pembelian Tiket |
Tiket Masuk Kremlin dan Mesin Penjualnya |
Di Kutafiya tower pemeriksaan cukup ketat mengingat aktifitas pemerintahan berada di dalam Kremlin. Kabarnya kantor Presiden Putin juga berada di dalam Kremlin, kira-kira bisa ketemu secara kebetulan ga yah. Lol. Ketika kami jalan masuk ternyata tepat jam 12.00 siang dan sedang pergantian petugas. ‘Parade’ ini cukup menjadi perhatian pengunjung karena keren dan unik.
Kami keluar dari area ini melalui menara Spasskaya tower dan tiba di Red Square. Kami masuk ke mall GUM untuk makan siang. Saat keluar dari mall GUM, miracle happened. Kami ketemu seorang artis twitter dan instagram, Amrazing! Sebelumnya emang kami udah notice di instagram, Amrazing baru saja tiba di Moscow tapi bener-bener ga kepikiran bisa ketemu! Lol. Kami mengobrol bentar dan foto bareng. Orangnya ramah banget. Dia tetap mau meladenin kami walau dia sedang terburu-buru mencari teman rombongannya.
Moscow Planetarium |
Hiasan Pintu Masuk |
Moscow planetarium ini tidak lazim dikunjungi oleh wisatawan. Kami ke sini karena sang suami sejak kecil gemar hal-hal berbau astronomy, apalagi Russia cukup maju di bidang astronomy. Pasti banyak hal yang dia sampaikan/edukasikan ke masyarakat. Sayangnya karena tidak lazim dikunjungi oleh wisatawan, semua tulisan petunjuk atau keterangan pada planetarium ini berbahasa Russia. Contohnya bagian The Interactive museum Lunarium yang kami masuki (450 rub per orang).
Di satu sisi, pertunjukan di hall nya masih bisa dinikmati. Kami menonton “Journey to the Solar System” jam 15:20 di Large Star Hall (540 rub per orang). Walau penjelasan dalam bahasa Russia, pengunjung bisa meminta ke petugas headset yang mengeluarkan penjelasan dalam bahasa Inggris. Kami cukup menikmati pertunjukan tersebut. Jadwal dan harga pertunjukan bisa dicek di website Moscow planetarium.
Sabtu, 21 April 2018 (Moscow, Bangkok)
Hari ke-9
Yosh, ini adalah hari terakhir kami di Moscow. Karena pesawat masih jam 18.25, kami masih bisa pergi satu tempat. Sebelum ke Russia, saya rencana ke Pasar Izmailovsky atau Arbat Street, tapi setelah hari H kok males jauh-jauh ya. Kami searching cat cafe di google map dan nemu cat cafe yang tidak terlalu jauh dari hostel. Kami lalu check out dan menitipkan koper. Di Netizen hostel, penitipan koper tidak dikenakan biaya dan koper diletakkan di ruangan yang dikunci.
Kotokafe (Cat Cafe)
Sebenarnya keinginan ke cat cafe ini karena dulu kami kurang puas di cat cafe Kyoto, Jepang. Kucing-kucingnya kebanyakan kabur pas mau dielus dan tidak mau diajak main. Ternyata di Kotokafe ini kebalikannya. Ada beberapa kucing yang senang diajak main dan mostly semua mau dielus. Variasi ras kucingnya juga beragam bahkan ada anjing yang bernama Toto. Toto adalah satu-satunya anjing di sana dan dialah yang paling semangat menyambut tamu xD
Suasana dan ruangan Kotocafe sangat nyaman dan luas. Pemiliknya bisa berbahasa Inggris dan ramah walau tau kami bukan warga lokal. Kami menghabiskan waktu satu jam lebih. Harganya adalah 450 rub di jam pertama, 200 rub masing-masing di jam kedua dan ketiga, seterusnya gratis. Di dalam terdapat minuman seperti kopi, teh, susu dan lain-lain yang boleh diseduh dan minum sepuasnya. Tempat ini cocok banget buat kalian yang demen ama kucing.
Toto |
Kami memesan mobil uber untuk kembali ke area hostel. Sebelum ke hostel, kami makan siang dulu. Bosan dengan makanan khas Russia, kami coba makan McD di sini. Pemesanannya sama seperti KFC di arbat street, boleh lewat mesin atau kasir. Nanti akan diberikan nomor antrian untuk mengambil makanan. Kami pesan di kasir karena tidak tahu ternyata di mesin ada bahasa Inggris.. haha.
Salah satu kejadian yang menarik, kami pesan burger, nugget dan kentang goreng. Setelah duduk dan makan kami baru sadar kalau kentang gorengnya tidak ada. Kami ragu bisa klaim kentang goreng yang kurang tersebut. Satu, karena kendala bahasa. Dua, dia percaya ga kalau itu emang belum dikasi. Akhirnya kami coba aja bilang ke pegawai yang bertugas menyerahkan makanan. Eh ternyata mereka percaya dan memberikan kentang goreng yang kurang tersebut. Thank you for beliving and sorry for doubting you!
Setelah mengambil koper, kami memesan mobil yandex minivan dari hostel Netizen ke bandara dan dikenakan biaya 1.553 rub. Perjalanan ditempuh dengan 1 jam, mungkin bisa kurang karena driver sempat singgah untuk isi bahan bakar kendaraan. Sekitar jam 16.00 kami tiba di bandara. Proses check in berjalan lancar. Koper kami boleh ditransfer langsung ke Jakarta tanpa diambil di Bangkok. Kami juga masing-masing sudah langsung diberikan dua boarding pass. Good bye Russia! It was really nice being here!
***
Jujur sampai sekarang saya masih amazed bisa ke Russia tanpa tour agent, tanpa ada kendala dan kecopetan apapun. Mengingat juga saat itu belum banyak orang Indonesia yang ke Russia, info-info yang beredar di internet masih tidak banyak. Semoga next trip juga lancar seperti ini dan ada kesempatan mengunjungi kota lain di Russia *AMIN*
Bagaimana dengan pengalaman teman-teman ke Rusia?
Share di komentar di bawah ya!
Bagi yang lagi planning, semoga info yang ada pada post-post ini berguna.
Jangan lupa follow Instagram @inesuchan juga yaa. See you!
Unknown
Wah,full info sharingnya tuk kami yang lagi planning ke Russia.
Ines Tamdani
Thanks for reading 🙂