Hari ketiga mengikuti tour Suprising Japan Okujou yang diadakan oleh Golden Rama~
Hari ini kami ke kota Kanazawa, prefecture Ishikawa untuk mengunjungi Kenrokuen Garden, Higashi Chaya Machi dan Samurai Street House. Perjalanan dari hotel di kota Nagano memakan waktu sekitar 2 jam (peta Jepang dan rute tour dapat dilihat di sini).
Ada pengalaman unik dan mengesankan ketika kami berada dalam bus dan akan meninggalkan hotel. Tiga orang pihak hotel mengantar dan memberikan selamat jalan kepada kami dengan cara mengangkat satu tangan lurus tinggi lalu diayunkan. Uniknya gerakan tangan mereka kompak ke kanan ke kiri. Mereka terus mengayunkan hingga kami menghilang dari pandangan mereka. Sugoiii~ Orang Jepang emang paling juara dalam menghargai dan melayani orang lain *thumbs up*
Kenrokuen Garden
Kenrokuen (兼六園) merupakan salah satu dari tiga taman terindah di Jepang (Nihon Sanmeien). Dua yang lainnya adalah Taman Korakuen di Okayama dan Taman Kairakuen di Mito. Taman Kenrokuen berada di sebelah Kanazawa Castle dan dulu dirawat oleh klan Maeda dari generasi ke generasi. Taman ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1871 dan ditanami berbagai pohon dan bunga yang menunjukkan keindahan berbeda setiap musim. Kenrokuen memiliki arti taman dengan enam karakteristik yang dianggap perfect garden: spaciousness, tranquility, artifice, antiquity, water cources, dan magnificent view from the garden.
IMO, highlight dari kenrokuen garden ini adalah Two Legged Kotojitoro Lantern dan Fountain. Two Legged Kotojitoro Lantern memiliki tinggi sekitar 2 meter dan berdiri di tepi Kasumigaike Pond. Lentera ini menjadi icon/simbol Kenrokuen Garden. Fountain terletak barat daya dari Two Legged Kotojitoro Lantern. Uniknya, fountain ini menyemprotkan air setinggi 3.5 meter dengan tekanan alami dari kolam yang lebih tinggi. Satu lagi yang menarik yaitu Yuki-tsuri (snow support)
yang berfungsi untuk melindungi pohon dari beratnya salju saat musim
dingin, namun saat ke sana alatnya tidak dipasang. Mr. David mengatakan mungkin karena sedang musim summer. Mengunjungi kenrokuen garden akan lebih bagus saat musim semi, karena cherry blossom (sakura) di taman ini sangat indah.
Two Legged Kotojitoro Lantern |
Fountain |
Makan Siang |
Higashi Chaya Machi/Higashi Chaya District
Higashi Chaya Machi (東茶屋街, Higashi Chaya Gai) merupakan geisha district dan tea house terbesar dan terpopuler di Kanazawa. Terletak di sebelah timur Kanazawa, karena itulah disebut Higashi (east). Area tea house yang lain adalah Nishi Chaya Gai (Western Chaya District) dan Kazuemachi. Pada tea house yang ekslusif ini geisha melakukan pertunjukan untuk menghibur tamu seperti menari, bernyanyi dan memainkan alat musik. Sekarang banyak tea house yang telah dialihfungsikan menjadi restoran, toko, cafe dan lain-lain. Walaupun demikian, suasana dan atmosfer zaman dulu tetap hidup dalam area ini. Higashi Chaya Machi menjadi Important Preservation
Districts for Groups of Traditional Buildings sejak tahun 2001.
Salah satu tea house yang masih beroperasi adalah Kaikaro. Biaya masuknya adalah ¥700 (belum termasuk teh) dan beroperasi pukul 09:00 – 17:00. Ada pula Shima, museum yang menampilkan ruangan pertunjungan geisha, dapur dan peralatan yang digunakan oleh geisha. Biaya masuk Shima adalah ¥400 dan beroperasi pukul 09:00 – 18:00. Tea house memiliki ciri khas jendela/pintu kisi di lantai satu yang bernama Kimusuko (木虫籠).
Kimusuko dipasang untuk privasi, namun masih dapat menikmati
pemandangan di luar. Dari jendela ini sisi luar tidak dapat melihat ke
dalam, namun dari dalam dapat melihat ke luar.
Kami memasuki Higashi Chaya Machi dari arah barat daya (lihat Ukeian pada peta), berjalan sampai ke tengah (lihat Hotaruya & gambar pohon pada peta). Di sana kami ‘dilepas’ oleh tour leader dan berkumpul kembali di tempat yang sama. Saya dan sekeluarga jalan mengelilingi sambil mengabadikan moment lewat foto. Suasana dan aura di Higashi Chaya Machi memang beda, seperti kembali ke zaman dulu Jepang yang biasa terlihat di film, manga dan anime Jepang.
Walaupun kami mengunjungi geisha district dan tea house
terbesar di Kanazawa, tak seorang pun dari kami yang melihat
pertunjukan geisha karena faktor jadwal
pertunjukan yang tidak sesuai dan harga yang cukup mahal. Dan sedihnya juga tak seorang
dari kami yang melihat geisha. Masih ngarep bisa ketemu geisha yang lagi tanning di musim panas *plak*
Ukeian |
Titik Kumpul |
Hotaruya |
Main Street Higachi Chaya Machi |
Sebelum ke Jepang, aku dan koko sudah mengincar es krim vanila yang dilapisi gold leaf. Apa itu gold leaf? Gold leaf adalah lembaran emas (ya iyalah). Gold leaf terbuat dari emas yang dicampur sedikit perak dan tembaga, dimasukkan ke rolling mill kemudian dipepet dengan kertas khusus sehingga didapatkan ketebalan sekitar 0.0001 m atau 0.1 mm. Tipis banget yah. Katanya saking tipisnya jika digesek dengan jari, gold leaf tersebut dapat menghilang.
sumber |
Bentar, bentar.. Es krim dilapisi gold leaf? Emasnya dimakan? Iya. Sakit perut ga? Alhamdullilah yah, tidak.. *nada syahrini*. Sebenarnya aku masih belum yakin 100% apakah benar gold leaf yang di es krim itu emas asli atau pangan olahan. Saat di Ukeian aku melihat informasi mengenai es krim ini (foto di bawah), tapi sedihnya bertulisan Jepang dan lupa kutanyakan ke tour leader. Can someone help me to translate it? T^T Sepertinya berhubungan dengan tori (ayam) karena ada tulisan kanji tori. Aku sempat tanya ke tour leader apakah ini beneran emas, malah dijawab bercanda T^T Yah secara logika, itu pasti pangan olahan. Tidak mungkin Jepang yang strict, malah memperbolehkan konsumen memakan emas beneran.
Info di Ukeian |
beli lagi : no, mahal :<
Harga satu es krim yang lembaran hampir Rp
100.000,-. Yang remahan lebih murah, tapi nanggung dan ga berasa xD
Nb: abaikan jari bantet di foto T.T
Samurai Street House
Samurai street house atau lebih dikenal dengan Nagamachi (長町) merupakan tempat tinggal samurai kelas menengah ke atas beserta keluarganya. Nagamachi terletak di sebelah selatan Kanazawa Castle yang merupakan tempat tinggal klan maeda. Samurai yang tinggal di Nagamachi bekerja untuk petinggi di kastil tersebut. Walaupun profesi samurai sudah tidak eksis, suasana khas tempoe dulu masih terjaga di Nagamachi sampai saat ini. Hal itu terlihat dari rumah tradisional Jepang, lorong dengan dinding berlapis lumpur serta batu-batu di sisi bawah dinding, kanal (parit kecil), nagayamon
gates (gerbang rumah panjang) dan atap dinding. Ketika berada di samurai district ini, aku langsung terbayang dengan adegan film bertarung, kejar-kejaran dan loncat–loncatan ninja/samurai di lorong atau atap xD
Peta Nagamachi |
Hello Kitty Gede di Toko Souvenir |
Di Nagamachi terdapat Nomura-ke (Nomura House) yang dapat dimasuki oleh wisatawan untuk melihat dan merasakan kehidupan samurai pada masa eksisnya dahulu. Di Nomura-ke ini terdapat taman yang indah dimana terdapat pohon yang berusia 400 tahun, kolam dan bebatuan. Kami tidak memasuki Nomura-ke mungkin karena ada biaya masuknya.. hihihi. Biayanya adalah ¥500 (orang dewasa), ¥400 (anak SMA), ¥250 (anak SMP dan SD) serta diskon ¥50 untuk group yang berisi minimal 20 orang.
Papan Nama Nomura-ke |
sumber |
Saat lagi asik narsis melihat-lihat, tiba-tiba salah satu bapak dari anggota tour keluar dari rumah samurai yang alihfungsikan menjadi toko souvenir dan mengatakan ada geisha di dalam. Woh! Ciyus? Aku langsung lari kecil menuju ke dalam seperti penari India. Dan.. jreng jreng.. cuma dua cewe Jepang yang memakai yukata tanpa make up putih nan menor dan gincu merah. Yaaah.. Ini mah bukan geisha atuh Pak *nada sunda*. Tapi ya udah deh, minta poto bareenggg~ can we take photo together? ^o^
Ketemu teman lama *plak* |
Pada saat di Jepang jika kalian melihat sign anak cowo berbaju merah dan
bercelana kuning di jalanan, jangan bingung dan berpikir “kok warna bajunya sama seperti bajunya sinchan?” atau “dasar Jepang, dimana-mana gambar kartun”
*pengalaman pribadi*. Ternyata lambang itu mengartikan “hati-hati
menyebrang, banyak mobil lalu lalang”. Tanda ini aku lihat juga di rest area, tepatnya pada parkiran menuju ke gedung toilet dan pertokoan dimana banyak mobil dan bus lalu lalang.
Selama perjalanan dari satu kota ke kota lain, tour leader tidak hanya bercerita tentang destinasi selanjutnya, namun juga tentang budaya, gaya hidup, olahraga, trend, pemerintahan dan sebagainya di Jepang. Salah satunya adalah tentang siswa TK atau SD Jepang yang memakai tas sekolah ransel berbentuk kotak. Tas ransel kotak berwarna merah/pink/hitam tersebut dapat memuat banyak barang dan salah satu benda wajib di dalamnya adalah bekal makan siang atau bento (seperti di manga-anime ^^). Mendengar tentang itu, teman se-group tertarik dan ingin foto bersama siswa TK atau SD Jepang. Kebetulan di dekat samurai street house ada sekolah dan sedang jam pulang sekolah, plus-nya juga ini daerah wisata kemungkinan pada tahu bahasa inggris.
Saat jalan balik dari samurai steet house, kami bertemu anak cowo-cewe bersama ibunya dan mengajak mereka foto bareng. Anak cewe tersebut menolak mentah-mentah seperti idola sekolah menolak cowo jelek “Nooo!!!“. Ternyata si anak cewe dan cowo lagi bertengkar sehingga moodnya lagi ga bagus. It’s ok, pencarian dilanjutkan. Kami berjalan lagi hingga hampir tiba di parkiran bus. Teman se-group melihat anak cowo dan anak cewe lagi jongkok, entah lagi main atau mencari apa. Setelah diajak foto bareng sang cewe seperti cewe yang kegirangan ditembak idola sekolah “Yees!!“
Akhirnya Bisa Foto Bareng dengan Anak Jepang |
***
Mungkin bagi wisatawan Indonesia tipe doyan shopping dan doyan main di wahana bermain doang, wisata di kota kanazawa akan dianggap membosankan dan berkomentar “cuman gini aja? ga menarik“ *pengalaman pribadi lagi*. Tapi bagi pembaca yang suka wisata budaya dan suka segala hal tentang Jepang, kota kanazawa layak untuk dikunjungi. Beberapa tempat menawarkan suasana tempo dulu Jepang yang khas dan unik. Ada juga tempat penyewaan yukata yang dapat dipakai berkeliling biar lebih dapat feel-nya.
Anthony Kusuma
Actually, itu gold leaf beneran dari emas asli dan food grade lho.. 🙂
Ines Tamdani
Seriously? emas asli bisa jadi food grade? wow! nanti pu*-nya warna emas dong? x)